CARI

HOME

Jumat, 12 Februari 2010

Khutbah Jum'at Tahun Baru

KHUTBAH JUM’AT di PEMDA LU ‎
Menyongsong Tahun Baru 1431 H
‎5 Desember 2009‎
‎ ‎

‏ ألحَمْدُ لِلّهِ الذِي جَزَى العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ العَاصِيْنَ. أشْهَدُ ‏أنْ لاَ اِلهَ اِلااللهُ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى ‏مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى صرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي ‏سَبِيْلِكَ الْقَوِيْمِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ الّذِي لا اِلهَ سِوَاهُ وَاعْلَمُوا أنَّ اللهَ ‏أمَرَكُمْ بِالطَّاعَةِ والْعِبَادَةِ. وَنَهَاكُمْ بِالظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَةِ. فَلا يَكُوْنُ ذلِكَ اِلاَّ ‏لِخُسْرَانِكُمْ وَهَلالِكُمْ. وَلَكِنِّ اللهَ يَرْحَمُكُمْ وَأنْزَلَ نِعَمَهُ عَلَيْكُمْ. فَأَطِيْعُوْهُ ‏وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا عَنِ السَّيِّئَاتِ. لِأَنَّ اللهَ جَزَى أَعْمَالَكُمْ. أَثَابَكُمْ ‏بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ. وَعَذَّبَكُمْ بِسَيّءِ أَفْعَالِكُمْ‎. ‎

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى :أَعُوْذُبِااللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، ‏فَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخْرِجُواْ مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُواْ فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُواْ وَقُتِلُواْ لأُكَفِّرَنَّ ‏عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ ثَوَاباً مِّن عِندِ اللّهِ ‏وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah..‎

Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT ‎dengan penuh mengucapkan syukur kepada-Nya, karena ‎kita masih diberikan kesehatan dan keni’matan, baik ‎jasmani maupun rohani, juga panjang umur.‎
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT ‎dengan penuh mengucapkan syukur kepadaNya, karena ‎kita masih diberi kenikmatan, baik jasmani maupun rohani, ‎juga panjang umur sehingga kita masih dapat bertemu ‎dengan tahun baru 2008 dan hari ini bertepatan dengan ‎Tgl 3 Muharram 1429 Hijriyah. ‎
Didalam tahun baru ini, kita harus terus berusaha ‎untuk memperbaharui ketaqwaan kita, artinya kita harus ‎terus menerus berusaha untuk meningkatkan nilai ‎ketaqwaan kita dan pengabdian kita kepadanNya. Jika ‎pada tahun-tahun yang lalu, kita masih melakukan ‎kesalahan-kesalahan kecil, maka kita usahakan agar pada ‎tahun yang baru ini kita hilangkan kesalahan-kesalahan ‎dengan banyak-banyak berbuat kebajikan.‎
Kapan lagi kita berusaha untuk memperbaiki diri ‎kita kalau bukan sekarang ? Kenapa kitaterus menunda-‎nunda untuk berbuat kebajikan dan taqwa kepada Allah, ‎padahal kita tidak tahu kapan ajal akan datang.‎
Yang pasti dunia ini pada suatu saat mengalami ‎usia tua kemudian mati, karena dunia ini bukanlah tempat ‎yang abadi, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran ‎surah al-Anbiya’ ayat 34-35.‎
‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏•‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏
‎34. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi ‎seorang manusiapun sebelum kamu ‎‎(Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah ‎mereka akan kekal ?‎
‎35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan ‎mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan ‎dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-‎benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu ‎dikembalikan.‎
Jika kita memahami ayat tadi, maka kita ‎akan sadar bahwa kematian pasti akan datang ‎dan kedatangannya tidak disangka-sangka, oleh ‎sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk ‎menunda-nunda dalam melakukan kebajikan dan ‎ketqwaan.‎
Ada sebuah kisah yang menarik yang ‎sekaligus menyentuh hati. Suatu ketika putra ‎Amirul Mukminin ( Umar Bin Khatab ) pulang dari ‎sekolah dan menagis, maka ditanya oleh ‎ayahnya: “ Mengapa Engkau menagis nak ? Ia ‎menjawab bahwa teman-temanya menghitung-‎hitung tambalan bajunya, padahal ia adalah anak ‎seorang Gubernur. Ayahnya menjadi gundah, ‎hatinya menjadi pilu memikirkan anaknya, ia ‎merasa kasihan terhadap anaknya.‎
Maka ia segera mengirim sebuah surat ‎kepada Bendaharawan Negara untuk meminta ‎uang sebesar 4 dirham, dengan jaminan gajinya ‎bulan depan agar dipotong. Bendaharawan itu ‎membalas suratnya, ia mengatakan : “ Hai ‎Khalifah Umar adakah Engkau telah memastikan ‎bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan,? ‎Bagaimana jika engkau meninggal dunia sebelum ‎engkau melunasi hutangmu, apa yang akan ‎engkau perbuat terhadap hutangmu dihadapan ‎Allah ? “‎
Setelah membaca surat balasan dari ‎bendaharawan negara itu, Umar menagis dan ‎tersungkur. Kemudian ia menasehati anaknya, ‎katanya “ Wahai anakku, berangkatlah ke sekolah ‎sebagaimana biasa, karena aku tidak dapat ‎memperhitungkan umurku walaupun satu jam ‎lagi. ‎
Allah SWT adalah Dzat yang menentukan ‎hidup dan matinya makhluk, kapan saja Dia ‎berkehendaki, maka tidak ada suatu kekuatan ‎yang mampu untuk memcegahNya, dan jika Dia ‎tidak berkehendak , maka tidak ada sesuatu ‎kekuatanpun yang dapat memerintah-Nya.‎
Maka sebagai manusia yang beriman ‎kepada Allah, maka kita harus memanfaatkan ‎umur yang telah diberikan oleh Allah ini, karena ‎pada suatu saat nanti, umur itu akan diambil oleh-‎Nya. Jika kita belum mengerjakan kebajikan ‎kebajikan yang banyak maka kerugian dan ‎penyesalan yang tiada tara. Dan jika kita telah ‎mengerjakan banyak kebajikan dengan umur ‎yang diberikan oleh Allah, maka kebahagian yang ‎tiada tara bagi kita.‎
Rasulullah bersabda
Kecelakaan itu ada empat : ‎
Pertama tidak mengingat-ingat dosa yang ‎telah lalu padahal dosa-dosa itu tersimpan di sisi ‎Allah ‎
Kedua menyebut-nyebut segala kebajikan ‎yang telah dikerjakanya, padahal siapapun tidak ‎tahu apakah kebajikan-kebajikan itu diterima atau ‎di tolak. ‎
Ketiga memandang kepada orang yang ‎lebih unggul dalam soal duniawi. ‎
Keempat memandang orang yang lebih ‎rendah dalam soal ukhrowi “ .Allah Ta’ala ‎berfiman : Aku menghendaki dia, sedang dia tidak ‎menghendaki Aku, maka dia Aku tinggalkan”‎
Sidang Jum’at Rasulullah tersebut, ‎mengisaratkan bahwa terjadinya akibat, tentu ada ‎sebab. Jika kita ingin menginginkan terhindar dari ‎siksa api neraka, namun tidak menghentikan ‎perbuatan keji dan mungkar, mana mungkin ‎keinginan kita akan terwujud, dan itulah yang ‎yang disebut sebagai seorang pendusta. ‎
Sidang Jum’at yang berbahagia !‎
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita ‎sering dihadapkan pada peersoalan-persoalan ‎yang sulit untuk menentukanya , atau suatu yang ‎menimbulkan keraguan yang haram dan yang ‎halal, baik buruk, maupun sah batalnya.‎
Oleh sebab itu Allah SWT memberikan ‎tuntunan hidup beragama, yang akan ‎mengantarkan hamba-hamba-Nya menuju ‎kebahagian yang hakiki diakherat nanti.‎
Orang yang tidak mau atau menolak ‎tuntunan agama Islam berarti ia sama saja ‎menjerumuskan dirinya kelembah kehinaan.Allah ‎berfirman dalam suroh al-Baqarah ayat 195.‎
‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ...‏
‎…. dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ‎sendiri ke dalam kebinasaan, .....‎
Sidang Jum’at yang berbahagia !‎
Orang yang berbahagia, adalah yang diberi ‎kenikmatan panjang umur dan mengisi panjang ‎umur tersebut dengan amalan-amalan shaleh, ‎serta menghindarkan diri dari perbuatan-‎perbuatan yang jahat. Dan sebaliknya orang-‎orang yang paling celaka adalah orang diberikan ‎kenikmatan oleh Allah kenikmatan panjang umur, ‎namun kenikmatan panjang umur itu digunakan ‎dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang ‎keji dan mungkar, atau enggan untuk melakukan ‎perbuatan-perbuatan yang dirdho’i Allah SWT.‎
Sidang Jum’at yang berbahagia !‎
Bahagialah kita sebagai hamba Allah yang ‎beriman yang menyadari bahwa umur adalah ‎rahsia Allah, tiada seorang makhlukpun yang ‎mengetahui kapan ajalnya sendiri akan datang, ‎hanya Allah SWT-lah yang mengetahinya.‎
Oleh sebab itu kita harus menggunakan ‎kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya, ‎mengisinya dengan mengerjakan perbuata-‎perbuatan baik juga gemar mengerjakan amalan-‎amalan yang shaleh meningkatkan taqwa dan ‎ketaatan kepada-Nya.‎
Sidang Jum’at yang dirahmati oleh Allah.. !‎
Berbahagialah kita, karena kita memperoleh ‎kesempatan untuk memasuki tahun yang baru ‎‎1429 H. Namun kita tidak boleh lengah dan lupa ‎bahwa suatu saat Allah akan mengambil nyawa ‎kita jika Dia menghendaki, entah esok pagi, ‎minggu depan, bulan depan dan seterusnya.‎
Tahun baru ini, merupakan ajang koreksi ‎bagi kita, merenungkan kembali amal usaha kita ‎pada tahun lalu . Jika amalan kita jelek, maka kita ‎harus bertekat bulat untuk memperbaiki amalan ‎itu pada tahun ini. Jika pada tahun yang lalu ‎amalan kita sudah baik, maka pada tahun yang ‎baru ini, kita harus berusaha untuk meningkatkan ‎amalan kita menuju kepada tingkat yang lebih ‎baik lagi.‎
Kita harus mempunyai obsesi bahwa hari ini ‎harus lebih baik dari hari kemaren, dan hari esok ‎harus lebih baik dari hari ini. Dengan begitu ‎amalan kebaikan kita akan terus meningkat dan ‎mencapai derajat yang tinggi disisi Allah.‎
Akhirnya marilah kita mengikhlaskan niat ‎dan membulatkan tekat untuk menjalani ‎kehidupan dunia ini dengan terus meningkatkan ‎taqwa, keimanan dan ketaatan kita kepada Allah ‎SWT.Dengan demikian kita akan berhasil dalam ‎mencapai kebahagiaan yang hakiki, kebahagian ‎dunia dan akherat Marilah kita senantiasa ‎berdo’a, mohon taufiq, hidayah dan inayah-Nya ‎agar amal ibadah kita tidak putus ditengah jalan ‎yang hanya disebabkan terpengaruhnya tipu daya ‎dunia.Juga kita mohon agar usaha kita dalam ‎meningkatkan amal kebajikan di ridhoi Allah SWT.‎
أعوذ بالله من الشيطا ن الرجيم ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏‏ ‏
‎". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka ‎hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia ‎mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".‎
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ ‏الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ‎.‎

‎ ‎
‎ ‎

Tidak ada komentar: